“Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya,
karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka
diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”
:::: Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA. ::::
Era dimulainya teknologi terbarukan yang
dinamai era revolusi industri 4.0, ditandai dengan dapatnya memadukan dan
merekayasa beberapa ekosistem dari beragam dimensi, mulai dimensi fisik,
biologis, dan digital. Era industri 4.0 tersebut telah banyak mempengaruhi dan
membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan umat manusia. Dapat memadukan
dua orang bertukar informasi secara real time dengan berlainan tempat dengan
bantuan digital. Proses terjadinya digitalisasi pada bidang informasi dan
pemanfaat kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang menyasar keperluan
dalam berbagai kehidupan manusia, termasuk didalamnya lembaga pendidikan. Oleh
karena itu, teknologi digitalisasi di era industri 4.0 adalah sangat penting
menjadi perhatian secara serius, karenanya termasuk paling banyak mempengarui
sistem pendidikan di dunia saat ini.
Sentuhan
teknologi digital terhadap proses pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan,
termasuk didalamnya madrasah-madrasah, menjadi daya tarik tersendiri karena
menawarkan aspek efektivitas dan efisien. Aktifitas pembelajaran diruang kelas
pada tahun 1980-an misalnya, masih disuguhkan konsep dengan benda-benda
artifisiak sebagai alat visualisasi, untuk menampilkan konsep yang bersifat abstrak,
dibandingkan saat ini yang menggunakan teknologi digital sebagai alat bantu
dalam proses pembelajaran maka diketahui akan lebih efektif, efisien,
interaktif dan atraktif. Dan digitalisasi pembelajaran di tahun 1990-an dimulai
penggunaan alat digital seperti kalkulator dalam ruang kelas sekolah atau madrasah,
berhasil mengubah pandangan penggunaan alat teknologi bagi peserta didik, karena
dipandang peserta didik memiliki nilai edukasi dalam meningkatkan kemampuan,
kepekaan bilangan dan membantu dalam memecahkan masalah matematika. Sekalipun
awal-awalnya banyak guru khawatir dan berasumsi bahwa penggunaan alat digital
seperti kalkulatur akan merusak mental peserta didik dalam berhitung karena di
khawatirkan adanya ketergantungan kepada teknologi tersebut.
Dalam suatu riset
belakangan ini terkait dengan integrasi teknologi digital kedalam proses
pembelajaran di ruang kelas, dinyatakan bahwa hal tersebut memiliki dampak
positif bagi peserta didik bahkan bagi pengajar, minimal ada tiga pengaruhnya. Pertama,
dengan pengintegrasian teknologi peserta didik dapat meningkatkan
nilai capaian pembelajarannya. Kedua, dengan pengintegrasian teknologi
dapat meningkatkan efektivitas pengajaran. Ketiga, dan integrasi teknologi
dapat mempengaruhi apa dan bagaimana suatu bidang studi yang sedang dipelajari
peserta didik tersebut seharusnya dipelajari dan dibelajarkan. Lebih dari itu,
dengan integrasi teknologi dapat diasumsikan bahwa peserta didik dapat memiliki
materi pembelajaran yang lebih kaya, luas dan mendalam, apabila teknologi
digunakan dengan tepat guna.
Walau dalam
riset banyak dampak positifnya ditemukan tetapi masih banyak pendidik meragukannya.
Masih banyak guru madrasah yang menyimpan kekhawatiran terkait implementasi
teknologi dalam proses pembelajaran akan memberikan dampak buruk pada peserta
didik. Mereka mencontohkan dengan penggunaan kalkulator sebagai alat hitung
akan menjadikan ketergantungan peserta didik terhadap mesin hitung, yang
akibatnya kemampuan menghitung peserta didik akan menjadi buruk. Selain itu,
penggunaan teknologi digital bagi peserta didik dikhawatirkan akan disalahgunakan,
yang akibatnya mereka tidak mempelajari apa yang seharusnya dipelajarinya. Dicontohkannya,
ketika peserta didik mengerjakan tugas dengan bantuan teknologi digital, bukannya
mereka mempelajari temuan konsep matematika, melainkan hanya disibutkan dengan mencoba
fitur-fitur alat digital tersebut. Tak terkecuali
dibidang seni, hampir disetiap kegiatan-kegiatan ektrakurikuler peserta didik
tidak lagi menggunakan bahan dan cetakan tradisonal, melainkan dengan hanya
membuat konsep visual, lalu dicetak di perusahaan percetakaan kemudian ditampilkan
dalam pertunjukan, misal dalam pembuatan spanduk. Hal tersebut boleh jadi skill
dan kreasi peserta didik tidak tumbuh dan berkembang dengan baik.
Walaupun demikian,
patut disadari bahwa kebutuhan akan teknologi digital dalam dunia pendidikan
khusus dalam proses pembelajaran adalah hal yang mustahil dihindarkan. Dan semua kita yang menjadi pemangku
kepentingan dalam dunia pendidikan harus mengubah mandset kita untuk lebih
cepat mengintegrasikan teknologi digital karena lebih besar peluangnya akan
memberikan dampak positif bagi pertumbuhan dan pekembangan daya pikir dan skill
peserta didik kedepannya apabila mereka menggunakan secara tepat guna. Karena penggunaan
teknologi yang masih klasik capat atau lambat akan bergeser dan mungkin tidak
dilirik lagi, karena waktu tidak akan mungkin diputar kebelakang untuk menyesuaikan
diri seperti zamannya pendidikan tradisonal.
Hal ini sejalan
dengan ungkapan sayyidina Ali bin Abi Thalib yang cukup fenomenal mengenai
pendidikan anak yaitu “Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena
mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan
untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar