"Cintailah orang yang kamu cintai, maka sesungguhnya kamu akan berpisah dengannya.
Hiduplah menurut apa yang kamu kehendaki, maka sesungguhnya kamu akan mati.
Dan berbuatlah menurut apa yang kamu kehendaki, maka sesungguhnya kamu akan dibalas."

Berita Hots

Selasa, 30 Agustus 2022

Integrasi sistem Pendidikan ke dalam Era Industri 4.0

“Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”    

                :::: Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA. ::::

Era dimulainya teknologi terbarukan yang dinamai era revolusi industri 4.0, ditandai dengan dapatnya memadukan dan merekayasa beberapa ekosistem dari beragam dimensi, mulai dimensi fisik, biologis, dan digital. Era industri 4.0 tersebut telah banyak mempengaruhi dan membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan umat manusia. Dapat memadukan dua orang bertukar informasi secara real time dengan berlainan tempat dengan bantuan digital. Proses terjadinya digitalisasi pada bidang informasi dan pemanfaat kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang menyasar keperluan dalam berbagai kehidupan manusia, termasuk didalamnya lembaga pendidikan. Oleh karena itu, teknologi digitalisasi di era industri 4.0 adalah sangat penting menjadi perhatian secara serius, karenanya termasuk paling banyak mempengarui sistem pendidikan di dunia saat ini.

Sentuhan teknologi digital terhadap proses pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan, termasuk didalamnya madrasah-madrasah, menjadi daya tarik tersendiri karena menawarkan aspek efektivitas dan efisien. Aktifitas pembelajaran diruang kelas pada tahun 1980-an misalnya, masih disuguhkan konsep dengan benda-benda artifisiak sebagai alat visualisasi, untuk menampilkan konsep yang bersifat abstrak, dibandingkan saat ini yang menggunakan teknologi digital sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran maka diketahui akan lebih efektif, efisien, interaktif dan atraktif. Dan digitalisasi pembelajaran di tahun 1990-an dimulai penggunaan alat digital seperti kalkulator dalam ruang kelas sekolah atau madrasah, berhasil mengubah pandangan penggunaan alat teknologi bagi peserta didik, karena dipandang peserta didik memiliki nilai edukasi dalam meningkatkan kemampuan, kepekaan bilangan dan membantu dalam memecahkan masalah matematika. Sekalipun awal-awalnya banyak guru khawatir dan berasumsi bahwa penggunaan alat digital seperti kalkulatur akan merusak mental peserta didik dalam berhitung karena di khawatirkan adanya ketergantungan kepada teknologi tersebut.

Dalam suatu riset belakangan ini terkait dengan integrasi teknologi digital kedalam proses pembelajaran di ruang kelas, dinyatakan bahwa hal tersebut memiliki dampak positif bagi peserta didik bahkan bagi pengajar, minimal ada tiga pengaruhnya. Pertama, dengan pengintegrasian teknologi peserta didik dapat meningkatkan nilai capaian pembelajarannya. Kedua, dengan pengintegrasian teknologi dapat meningkatkan efektivitas pengajaran. Ketiga, dan integrasi teknologi dapat mempengaruhi apa dan bagaimana suatu bidang studi yang sedang dipelajari peserta didik tersebut seharusnya dipelajari dan dibelajarkan. Lebih dari itu, dengan integrasi teknologi dapat diasumsikan bahwa peserta didik dapat memiliki materi pembelajaran yang lebih kaya, luas dan mendalam, apabila teknologi digunakan dengan tepat guna.

Walau dalam riset banyak dampak positifnya ditemukan tetapi masih banyak pendidik meragukannya. Masih banyak guru madrasah yang menyimpan kekhawatiran terkait implementasi teknologi dalam proses pembelajaran akan memberikan dampak buruk pada peserta didik. Mereka mencontohkan dengan penggunaan kalkulator sebagai alat hitung akan menjadikan ketergantungan peserta didik terhadap mesin hitung, yang akibatnya kemampuan menghitung peserta didik akan menjadi buruk. Selain itu, penggunaan teknologi digital bagi peserta didik dikhawatirkan akan disalahgunakan, yang akibatnya mereka tidak mempelajari apa yang seharusnya dipelajarinya. Dicontohkannya, ketika peserta didik mengerjakan tugas dengan bantuan teknologi digital, bukannya mereka mempelajari temuan konsep matematika, melainkan hanya disibutkan dengan mencoba fitur-fitur alat digital tersebut.  Tak terkecuali dibidang seni, hampir disetiap kegiatan-kegiatan ektrakurikuler peserta didik tidak lagi menggunakan bahan dan cetakan tradisonal, melainkan dengan hanya membuat konsep visual, lalu dicetak di perusahaan percetakaan kemudian ditampilkan dalam pertunjukan, misal dalam pembuatan spanduk. Hal tersebut boleh jadi skill dan kreasi peserta didik tidak tumbuh dan berkembang dengan baik. 

Walaupun demikian, patut disadari bahwa kebutuhan akan teknologi digital dalam dunia pendidikan khusus dalam proses pembelajaran adalah hal yang mustahil dihindarkan.  Dan semua kita yang menjadi pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan harus mengubah mandset kita untuk lebih cepat mengintegrasikan teknologi digital karena lebih besar peluangnya akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan dan pekembangan daya pikir dan skill peserta didik kedepannya apabila mereka menggunakan secara tepat guna. Karena penggunaan teknologi yang masih klasik capat atau lambat akan bergeser dan mungkin tidak dilirik lagi, karena waktu tidak akan mungkin diputar kebelakang untuk menyesuaikan diri seperti zamannya pendidikan tradisonal.

Hal ini sejalan dengan ungkapan sayyidina Ali bin Abi Thalib yang cukup fenomenal mengenai pendidikan anak yaitu “Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By Published.. Blogger Templates