"Cintailah orang yang kamu cintai, maka sesungguhnya kamu akan berpisah dengannya.
Hiduplah menurut apa yang kamu kehendaki, maka sesungguhnya kamu akan mati.
Dan berbuatlah menurut apa yang kamu kehendaki, maka sesungguhnya kamu akan dibalas."

Berita Hots

Senin, 29 Agustus 2022

Prospek Perpus Digital di Era Industri 4.0.

Suatu ketimpangan terjadi, disebabkan revolusi industri 4.0 ini, perbedaan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi antara blok barat dan blok timur, yang jaraknya jauh mengangah. Itupun kalau kita mengukurnya dengan level negara. Lalu bangaimana dengan level lokal, misal dengan mengukur kemampuan di satker kerja kita, itu pasti jaraknya antara langit dan bumi. Padahal kemajuan demi kemajuan teknologi yang tercipta di barat seharusnya kita mampu mengejarnya sekalipun tidak mampu mensejajarkan diri. Sebabnya itu adalah potret dari suatu bangsa tertinggal atau kurang berkemajuan. Lalu apa hubungannya dengan revolusi industri 4.0 mahluk apa sebenarnya dia?

Istilah industri 4.0 tersebut pertama kali diciptakan dan berkembang di negara Jerman tepatnya di Hannover Fair pada tahun 2011. Suatu kemajuan yang luar biasa yang mencakup beberapa tehnologi mulai 3D Printing sampai robotik, juga termasuk jenis material dan sistem produksi terbarukan. Penamaan industri 4.0 adalah suatu istilah yang merujuk pada revolusi ke empat, yang  merupakan fenomena yang unik kalau dibandingkan dengan tiga revolusi industri yang sebelumnya. Industri 4.0 tersebut sebenarnya diumumkan secara apriori karena peristiwa secara nyata belumlah terjadi, ia masih dalam bentuk gagasan-gagasan. Namun demikian, dibeberapa negara telah turut mewujudkan konsep Industri 4.0, walaupun dengan menggunakan istilah yang berbeda-beda. Istilah-istilah yang kerap kali digunakan seperti Smart Factories, Smart Industry, atau Advanced Manufacturing, Industrial Internet of Things. Walaupun berlainan penamaan istilah, namun mempunyai satu cangkupan dan satu jenis kegiatan yang bertujuan sama pula.

Sekalipun masih dalam penelitian dan pengembangan, ada beberapa dintaranya mencoba mendefinisikan istilah Industri 4.0 itu. Angela Merkel seorang Kanselir Jerman misalnya, berpendapat bahwa Industri 4.0 adalah transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional. Sedangkan Schlechtendahl dkk. dalam memberikan definisi menekankan kepada unsur kecepatan dari ketersediaan informasi, yaitu sebuah lingkungan industri di mana seluruh entitasnya selalu terhubung ,dan mampu berbagi informasi satu sama lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa definisi industri 4.0 itu sendiri merupakan transformasi sebuah unsur kecepatan dari ketersediaan informasi dari keseluruhan aspek produk di industri, dengan melalui penggabungan teknologi digital, dibantu Sumber Daya Manusia yang mempunyai kemampuan intelektual yang memadai.

Adapun perkembangan industri sejak revolusi industri 1.0 yang mulai dikembangkan pada tahun 1784 sampai dengan revolusi industri 4.0 dapat dijabarkan sebagai berikut:

  • Revolusi Industri 1.0 dimulai tahun 1784, dimana masyarakat masih memikirkan bagaimana bekerja secara maksimal dengan menggunakan tenaga uap dan air, yang masih menjadi kendala dalam masyarakat pada masa itu.
  • Revolusi Industri 2.0 dimulai tahun 1870, pada tahap revolusi kedua ini masyarakat sudah memikirkan peningkatan produksi massal dengan bantuan energi listrik. Sebab dimasa itu listrik sudah diciptakan, dan demi meningkatkan kemajuan produksi industrinya, masyarakat berupaya mengembangkan penggunaan energi listrik.
  • Revolusi Industri 3.0 dimulai tahun 1970, pada saat itu telah dikembangkan penggunaan PLC (Programmable Logic Control) dan sistem IT (Information Technology) yang difungsikan sebagai suatu sistem otomasi diberbagai keperluan termasuk bidang industri. Dan pada tahun itu komputer sudah mulai diciptakan, yang penggunaannya berdampak pada kemudahan pekerjaan, dan revolusi industri terus dilanjutkan.
  • Revolusi Industri 4.0 yang terjadi hari ini deitandai dengan penggunaan IoT dan CPS. Penggunaan IoT (Internet of Things) adalah suatu konsep atau skenario, dimana suatu objek memiliki kemampuan mentransfer data melalui jaringan tanpa dikontrol dengan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer. Sedangkan CPS (Cyber Physical Systems) adalah suatu sistem yang dalam penggunaan berfungsi untuk melindungi fisik dari sebuah benda maupun lainnya.  

Demikian tahapan keempat revolusi industri yang pernah terjadi hingga saat ini, yang mana terjadi disebabkan dengan adanya kebutuhan dan perkembangan problematika yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, yang turut mempengaruhi terciptanya inovasi-inovasi baru dalam bidang teknologi dan komunikasi secara besar-besaran.

Tuntutan terhadap peran pustakawan dalam menghadapi revolusi industri 4.0 sangat diperlukan dan diutamakan, untuk meningkatkan dan memajukan perpustakaan di era industri 4.0. Walaupun sebanrnya di  Indonesia sendiri, deretan perpustakaan dinegara kita belum masuk ke level revolusi industri 4.0, salah satu persoalannya semua perpustakaan di Indonesia masi berada di level industri 2.0. penyebabnya karena SDM pengelolanya yang dimiliki perpustakaan pada umumnya belum memadai, persoalan lainnya dari jumlah pengelola tersebut terkendala dari aspek skill. Selanjutnya penganggaran dalam pembenahan fasilitas dan kafasitas perpustakaan menyumbang persoalan mendasar, sehingga perpustakaan sampai sekarang ini belum move on dari revolusi 2.0. lalu bagaimana perpustakaan kita di madrasah-madrasah tentu lebih parah lagi masalahnya kan?

Selain problematika yang dihadapi perpustakaan kita yang umum di hadapi sampai tidak maju-maju di Indonesia, akan lebih baik apabila menyiapkan para pustakawan untuk menghadapi revolusi industri 4.0 yang sedang berkembang pesat saat ini. Adapun untuk menghadapi revolusi industri 4.0 tersebut kompotensi yang pustakawan harus dimiliki, yaitu:

  • Visi tentang kapabilitas pengembangan, kepekaan menangkap isu-isu terbaru untuk kompetensi jasa informasi. Dengan memiliki visi yang dibuat sendiri, maka menghadapi revolusi industri 4.0 diharapkan memiliki kesempatan yang lebih mudah untuk beradaptasi.
  • Kemampuan TIK dan pendayagunaan secara optimal guna layanan informasi yang maksimal, sebab berbagai pekerjaan menggunakan teknologi untuk pengembangan menuju industri 4.0.
  • Memiliki pemahaman isu-isu dan infrasturktur budaya. Seorang pustakawan wajib mempunyai pengetahuan tentang isu sosial budaya dalam masyarakat di sekitar perpustakaan tentang bagaimana penerimaan masyarakat terhadap revolusi industri 4.0.
  • Memiliki kemampuan  mengembangkan infrastruktur perpustakaan. Pustakawan harus mampu menghitung perkiraan kebutuhan mengenai infrastruktur yang perlu diadakan untuk mengembangkan perpustakaan menuju ke industri 4.0.
  • Memiliki kemampuan komunikasi dan pemasaran yang baik, karena kemampuan komunikasi dapat membantu dalam upaya pemasaran berupa jasa informasi dan pemasaran penggunaan perpustakaan 4.0.  

 Dari pemaparan diatas menggambarkan bahwa seorang pustakawan harus memiliki beberapa kemampuan untuk meningkatkan peran dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Sehingga  diharapkan perpustakaan dapat berkembang dapat dikembangkan sesuai perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang pesat. Sebab keberhasilan suatu perpustakaan, sangat ditentukan oleh pustakawan yang mengelolanya. Selanjutnya kemampuan pustakawan dalam perannya bisa berkembang sesuai zamannya, yang intinya sebagai pustakawan harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman yang ada.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By Published.. Blogger Templates