Membangun perpustakaan digital pada madrasah dimaksudkan untuk
upaya mewujudkan suatu sistem yang trasidisional menuju ke sistem modern dengan
memanfaatkan bantuan teknologi digital. Sudah saatnya memaksimalkan penggunaan
teknologi yang sudah berkembang sedemikian jauh, namun kita sebagai pelaksana
dan pengguna perpustakaan masih berkutak pada sistem pengelolaan ala zaman
purba kala.
Dengan kemajuan teknologi informasi sekarang ini dengan sendirinya
tanpa kita sadari telah mengubah sendi-sendi kehidupan kita. Perubahan pola
pikir kita dalam menyimak informasi yang muatannya beragam. Informasi berupa
berita, pendidikan, dan lain-lain.
Sumber Daya Manusia:
perpustakaan digital membutuhkan ketiga SDM yang harus dipenuhi tanpa memiliki
ketiga macam SDM ini, maka layanan Pustaka tidak akan berjalan normal.
- Pustakawan administrator yaitu personil pustakawan yang berfungsi pengelola koleksi perpustakaan yang biasanya dimulai dari pendataan, pengelolaan sampai pada entry koleksi ke program aplikasi.
- Pustakawan programmer adalah personil pustakawan yang mampu dan dapat berfungsi sebagai maintaining program apkikaasi dan jaringan yang ada di perpustakaan.
- Pustakawan customer care adalah pustakawan yang berfungsi sebagai pelayan kebutuhan informasi bagi seluruh pengguna perpustakaan, baik itu yang berkunjung langsung ke perpustakaan maupun pengguna virtual.
Software berupa
aplikasi pengelolaan perpustakaan digital;
- Software untuk pengelolaan database pengguna dalam perpustakaan tertentu;
- Software untuk bahan bacaan yang berbentuk digital;
- Software untuk digunakan sebagai publikasi berupa informasi statistik penggunaan data digital.
Hardware yaitu berupa peralatan yang mutlak dimiliki perpustakaan yang berbasis digital. Peralatan tersebut adalah,
- Server PC, alat ini dibutuhkah karena berfungsi sebagai penyimpanan data buku mapel dan buku referensi yang dibuat dalam bentuk buku digital.
- PC claent, komputer tersebut dibutuhkan untuk memproses database peserta didik dan layanan pinjaman.
- Kabel jaringan, merupakan pelengkap yang digunakan untuk mengirim data elektronik ke kelas dan ke laboratorium secara offline.
- Hub atau router, digunakan untuk switc antara PC Client.
- Scanner, digunakan untuk memindai data buku-buku dan dokumen yang diperlukan, kemudian disimpan dalam server perpustakaan sebagai database buku untuk peserta didik.
Kebijakan, faktor yang tak kala pentingnya pula adalah masalah kebijakan pimpinan dalam suatu organisasi
madrasah. Tanpa adanya kebijakan untuk membangun perpustakaan digital maka
dapat dipastikan mustahil akan terbangun sebuah perpustakaan digital yang baik.
HKI (hak
kekayaan intelektual) atau open access. Kendala yang mesti diperhitungkan adalah
pelanggaran hak kekayaan intelektual. Karena itu harus ada upaya untuk
melakukan koordinasi antara pemangku kebijakan dan kepentingan.
Pemustaka.
Peserta didi yang hidup di era digital atu teknologi seperti sekarang
membutuhkan penyajian informasi yang akurat dan cepat. Pemustaka harus cepat
menyadari kebutuhan penggunaanya. Perpustakaaan haru segera bergerak cepat
dalam melayani kebutuhan informasi penggunannya. Karena itu sangat diperlukan
memiliki skill dalam mengemas penyajian informasi yang dimiliki.
Kondisi riil
kita di MTsN Bantaeng fungsi perpustakaan boleh dikata hanya berfungsi sebagai
tempat penyimpanan buku-buku pelajaran yang sewakru-waktu diambil oleh peserta
didik untuk dipelajari di kelasnya masing-masing. Hal tersebut dapat dilihat
dari roster jadwal pelajaran peserta didik di kelas, tidak ada yang ditemukan
jadwal atau jam kunjungan ke perpustakaan madrasah. Kunjungan ke perpustakaan
madrasah bagi peserta didik bisa dipastikan hanya ketika guru pengajarnya pada
jam pelajaran tidak atau belum datang.
Diperlukan
metode untuk menghubungkan data perpustakaan dengan ruang kelas belajar. Untuk
tujuan tersebut diperlukan digitalisasi perpustakaan terutama buku-buku mata
pelajaran yang akan dipelajari di ruang kelas.
Diperlukan
mengubah konsep penggunaan bahan buku cetak
kertas, karena hal tersebut sudah dapat terlihat akan tergeser dengan
perkembangan IT sekarang ini. Lagi pula dari segi keefektifan penggunaan buku
berbahan kertas sangat mudah rusak dan bahkan hilang tanpa data peminjaman dari
perpustakaan. Selain itu, buku cetakan dengan bahan kertas akan menggunakan
ruang yang sangat luas dan bangunan yang standar, karena didalamnya dibutuhkan
ruang baca, ruang kerja, ruang rak buku dan lain-lain.
Dibandingkan
dengan penggunaan digital, penggunaannya dapat secara riil time dapat terhubung
dengan ruang kelas yang sudah dilengkapi dengan smart TV. Juga dapat di
download oleh peserta didik yang memiliki handphone/smartphone. Tidak
membutuhkan duduk lama di perpustakaan, baca buku di jam tertentu. Dapat di
buka kapan dan dimana saja. Dapat di copy paste ketika mengerjakan tugas-tugas
yang dibutuhkan, dengan tanpa menggunakan buku cetakan.
Dari segi
operasional dan pemeliharaan arsip dan bangunan pun, tentu dengan sistem
digital perpustakaan tersebut, biaya pengadaan buku dan pemeliharaannya, biaya
pemeliharaan bangunannya dapat diminimalisir, sehingga beban pembiayaan
madrasah dapat di maksimalkan untuk pengembangan ruang belajar tatap muka
dengan mengalihkan dengan memkaimalkan penggunaannya dan pembiayaan ke jaringan
internet yang dibutuhkan bagi peserta didik dan guru di saat belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar