Belum lagi dipahami secara mendalam istilah industri 4.0, sudah nampak di depan kita istilah baru yang merupakan kelanjutan yang di duga merupakan kelanjutan pengembangan dari proyek teknologi terbarukan yaitu society 5.0. Seperti yang pernah saya tulis bahwa istilah industri 4.0 dapat dipahami secara sederhana bahwa dalam kehidupan dalam masyarakat secara umum adalah pemanfaatan teknologi digital dan komputer yang digunakan untuk mengembangkan industri, dan manufaktur. Dan Sebelum lanjut bahasannya, secara singkat perlu memberikan maksud daripada manufaktur sebagai suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengelola atau memproduksi barang jadi yang bernilai jual dari olahan bahan mentah.
Sejak munculnya industry 4.0 yang menyita perhatian, rupanya dikembangkan sedemikian rupa sampai tercipta dengan diumumkannya generasi baru yang merupakan penyempurnaan yang ada sebelumnya dengan istilah revolusi industry 5.0 atau dengan sebutan lainnya society 5.0, hal tersebut dilakukan untuk mengimbangi keperluan umat manusia. Kalau pada industry 4.0 dititikberatkan pada kekuasaan penanam modal pada perusahaan tertentu dengan mengandalkan transformasi teknologi IoT dan robotol yang merupakan rekayasa buatan dengan sedangkan pada society 5.0 dititikberatkan pada aspek manusianya supaya dapat menikmati kehidupan yang layak dan berkualitas.
Pengaruh perkembangan dan kemajuan teknologi yang dahsyat itu, ternyata ditemukan batasan antara manusia dengan teknologi tersebut. Akibatnya industry 4.0 telah memunculkan dilema karena akan menciptakan jarak antara manusia dengan teknologi, sehingga keberadaannya dinilai berdampak kurang efisien bagi umat manusia. Karena itu pada society 5.0 akan berfokus pada dimensi sosialnya dari suatu perkembangan teknologi. Sebuah human-centric society dimana dimana pertumbuhan ekonomi dan perubahan social dapat dikembangkan secara positif, dengan harapan masyarakat dapat menikmati kehidupan berkualitas tinggi dam dengan layak dan nyaman.
Era industri 4.0 adalah teknologi
yang dikembangkan untuk bekerja secara otomatisasi dengan IoT dan robotik yang
masih membutuhkan tenaga manusia, dan titik perhatiannya pada proses otonom,
semi-otonom, otomatisasi hyper, robotika canggih, sistem pengoptimalan mandiri,
pertukaran data, dalam suatu perusahaan, organisasi di pasar global. Suatu
perkembangan dalam sejarah teknologi yang mulai dikembangkan pada tahun 2011 di
Jerman dengan istilah industri 4.0 yang awalnya ditujukan untuk industri
(manufaktur) dan secara resmi dipresentasikan di pameran Hannover Messe.
Kemudian dikembangkan di Jepan pada tahun 2017, dengan istilah Industri/society
5.0 yang visinya mengembalikan tenaga kerja kedalam industri dan
prusahaan-perusahaan yang dinilanya kurang efektif. Society 5.0 di pameran
CeBIT, juga dilaksanakan di Jerman.
Lalu
apa Itu Revolusi Industri 5.0? yaitu merupakan model produksi baru yang
difokuskan adanya pada interaksi
secara aktif dan langsung antara manusia dan mesin. Dengan melihat fase
perkembangan sebelumnya adalah munculnya teknologi
digital: kemajuan seperti Industrial Internet of
Things (IoT) atau kombinasi kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence) dan Big Data—yang
sebelumnya cloud—telah menciptakan atau mewujudkan teknologi jenis baru yang
berbasis data bagi perusahaan ataupun lembaga lain yang menggunakannya. Proses
tersebut kemudian dimaknai sebagai Intelijen
Operasi dan Intelijen Bisnis berbasis data yang digunakan untuk membuat
keputusan yang akurat dalam menerapkan suatu teknologi.
Banyak kajian yang menyatakan bahwa
pengembangan teknologi dengan label sosiety 5.0 disebabkan akibat atau dampak
pandemi, yang memfokuskan pada topik-topik penelitian dan pengembangan pada
keberlanjutan, ketahanan, dan seruan untuk menempatkan orang lebih sentral
dalam aktivitas industri. Aspek manusianya yang dimenjadikan subjek
diperhatikan oleh pembuat kebijakan dan organisasi.
Industri 5.0 mengalihkan fokus dari
nilai pemegang saham ke nilai pemangku kepentingan dan memperkuat peran dan
kontribusi industri kepada masyarakat. Dengan kata lain bahwa society 5.0
menempatkan orang sebagai pusat. Sebelumnya Industri 4.0 pada dasarnya didorong
oleh konvergensi siber-fisik, diaktifkan oleh IoT (Internet of Things),
teknologi pendukung, digitalisasi, otomatisasi, dan konvergensi TI dan OT
(kependekan dari teknologi operasional tetapi juga tentang orang dan tim khusus
di dalamnya, seperti dengan IT). Ada lebih banyak teknologi dan elemen, seperti
apa yang disebut sistem cyber-fisik, integrasi horizontal dan vertikal,
perpindahan dari otomasi industri ke transformasi digital industri, rantai
nilai yang terhubung, dan banyak lagi. Kami telah menjelaskan semua ini secara
mendalam dalam panduan Industri 4.0 kami.
Meskipun ini awalnya tidak pasti,
visi Industri 4.0 juga terkait dengan gagasan revolusi industri keempat, di
mana kita hidup. Sementara berbagai negara di seluruh dunia memiliki inisiatif
serupa, Industri 4.0 dikenal di seluruh dunia tetapi masih memiliki konotasi
Eropa. Dimensi Eropa ini juga hadir dalam gagasan Industri 5.0 atau setidaknya
bahasa dikembangkan bukan penemuan baru Eropa. Di Amerika Serikat, dimana
istilah IoT Industri, awalnya dalam arti Internet Industri (karenanya
'Konsorsium Internet Industri atau IIC), sering digunakan sebagai ganti
Industri 4.0. Dan di Jepang, dengan Society 5.0, sebuah konsep yang jauh lebih
luas, mereka telah memulai, mungkita dapat menerkanya sebagai revolusi industri
5.0. Semuanya relatif dan revolusi industri hari ini adalah masalah visi ke
masa depan.
Namun, jauh dari revolusi dan
kembali ke Industri 5.0. UE (uni Eropa) melihat
Industri 5.0 sebagai pelengkap Industri 4.0 dan telah menempatkannya pada
agendanya. Perusahaan riset dan konsultan serta pakar yang mulai berbicara
tentang perlunya Industri 5.0 (juga di tempat lain) semuanya 'menciptakan'
istilah tersebut untuk alasan yang kurang lebih sama dengan yang digunakan oleh
UE. Mungkin ini akan dijadikan model industry bagi
UE untuk memulihkan kesenjangan jarak dan ketimpangan bagi perkembangan
ekonomi. Hal ini di tandai kembalinya tenaga kerja ke pabrik, melakukan produksi
terdistribusi, rantai pasokan yang cerdas, dan penyesuaian akan kebutuhan yang berlebihan, semuanya bertujuan untuk memberikan pengalaman
pelanggan yang disesuaikan dari waktu ke waktu
Lalu
apa latarbelakang kedua teknologi tersebut? Secara singkat dapat dijelaskan
bahwa antara industri 4.0 dengan society 5.0 dengan penamaan lain industri 5.0.
Bahwa di Jerman sebagai tempat ditemukannya konsep industri 4.0 yang pertama
kali pada tahun 2011, dengan menitikberatkan proyeknya dengan pemanfaatan
teknologi komputer, robotik dalam bidang
manufaktur. Ide utama dari konsep society 5.0 adalah
pemanfaatan potensi teknologi terbarukan, seperti: Internet of things, smart
factiory, digital mapping, dalam
konteks produksi industri dan produk yang “smart”. Dan tujuan
daripada konsep baru adalah untuk menciptakan interkoneksi dan transparansi
informasi untuk membantu umat manusia dalam dalam aktivitas kerjanya
sehari-hari di bidang manufaktur dan teknologi. Sedangkan kemunculan atau diciptakannya society
5.0 yang berasal dari Jepang itu dilatarbelakangi oleh upaya menyelesaikan
problem yang ada dalam konsep
industri 4.0. Misalnya, adanya ketidak seimbangan atau jarak
ketimpangan antara kesejahteraan masyarakat dengan perkembangan teknologi. Karena itu tujuan konsep society
5.0 adalah untuk menghapus batasan dan jarak antara manusia dan teknologi,
untuk mewujudkan masyarakat di mana orang dapat menikmati hidup dengan nyaman
dan sukses. Jadi titik focus tujuan konsep ini sekali lagi ada upaya
menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi pada aspek
kemanusiaan. Tetapi juga bertujuan bukan hanya untuk kemakmuran segelintir
orang, tetapi untuk seluruh umat manusia. Sekalipun konsep society 5.0 berasal
dari Jepang tetapi tujuannya bukan hanya untuk kesejahteraan negara Jepang saja
tetapi harus dikembangkan ke beberapa negara lainnya. Teknologi yang dikembangkan
ini, mestinya tidak perlu diragukan lagi dan diharapkan untuk menyumbang banyak
untuk penyelesaian problema dan berkontribusi bagi perkembangan kesejahteraan
umat manusia di seluruh dunia.
Dari bahasan sebelumnya dapat kita petakan kedua
karakter teknologi yang dibangun dengan kedua
teknologi tersebut. Dalam Industri 4.0 memiliki pilar-pilar yang menjadi
karakteristiknya, yaitu: Pertama, penggunaan cyber-physical systems. Kedua, penggunaan Internet
of things dan teknologi internet dalam segala aspek kehidupan. Ketiga, meningkatnya
penggunaan sistem komputer yang terhubung oleh internet. Keempat, cognitive
computing dan permulaan kemunculan Artificial Intelligence
(kecerdasan buatan). Kelima, maraknya
automatisisasi di bidang pekerjaan.
Sedangkan dalam konsep Society
5.0 disebutkan sebagai berikut: Pertama, sebuah tahap peradaban manusia yang didukung
oleh kemajuan teknologi dan inovasi (science technology inovation (STI)). Kedua, society 5.0 memiliki karakteristik terfokus pada
aspek kemanusiaan dan menjadikan titik tumpu perkembangannya, terbuka,
berkelanjutan dan inklusif. Dimulai motivasi
untuk melakukan percobaan lebih
banyak untuk terus meningkatkan taraf kehidupan bagi umat manusia. Ketiga, kesempatan untuk semua orang agar dapat
meningkatkan kualitas hidupnya. Keempat, menciptakan paradigma
baru bagi umat manusia supaya dapat berkolaborasi dan berfokus pada
tujuan yang sama untuk masa depan umat manusia. Kelima, society 5.0 tidak mempriortiaskan kemajuan
teknologi dan ekonomi yang akan berpihak pada ahli tertentu. Tetapi nyata akan memprioritaskan
kemajuan semua aspek kehidupan di
masyarakat dan tidak bersifat ekslusif.
Dari
beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa society 5.0 merupakan upaya
manusia untuk membuat kemajuan teknologi, ekonomi, dan kehidupan yang nyaman
secara inklusif. Perkembangan yang membawa perubahan dari industri 4.0 untuk menuju
society 5.0 tidak lain fokus tujuannya untuk untuk mencapai kemajuan bersama
bagi umat manusia, sebagai upaya tumbuh, berkembang bersama dengan teknologi. Mungkin
saja dimasa depan kita dapat menemukan penggabungan antara manusia dan mesin,
yang bekerja dalam harmoni untuk mencapai kemajuan bersama. Sekalipun capaian
dengan cita-cita tersebut masih terasa jauh, namun terkadang tanpa disadari dapat
dikembangkan oleh sekelompok manusia dengan cepat datang teramat cepat.