"Cintailah orang yang kamu cintai, maka sesungguhnya kamu akan berpisah dengannya.
Hiduplah menurut apa yang kamu kehendaki, maka sesungguhnya kamu akan mati.
Dan berbuatlah menurut apa yang kamu kehendaki, maka sesungguhnya kamu akan dibalas."

Berita Hots

Jumat, 02 September 2022

Era Society 5.0 : Teknologi terbarukan sebagai Pengembangan Industri 4.0.

 

Belum lagi dipahami secara mendalam istilah industri 4.0, sudah nampak di depan kita istilah baru yang merupakan kelanjutan yang di duga merupakan kelanjutan pengembangan dari proyek teknologi terbarukan yaitu society  5.0. Seperti yang pernah saya tulis bahwa istilah industri 4.0 dapat dipahami secara sederhana bahwa dalam kehidupan dalam masyarakat secara umum adalah pemanfaatan teknologi digital dan komputer yang digunakan untuk mengembangkan industri, dan manufaktur. Dan Sebelum lanjut bahasannya, secara singkat perlu memberikan maksud daripada manufaktur sebagai suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengelola atau memproduksi barang jadi yang bernilai jual dari olahan bahan mentah.

Sejak munculnya industry 4.0 yang menyita perhatian, rupanya dikembangkan sedemikian rupa sampai tercipta dengan diumumkannya generasi baru yang merupakan penyempurnaan yang ada sebelumnya dengan istilah revolusi industry 5.0 atau dengan sebutan lainnya society 5.0, hal tersebut dilakukan untuk mengimbangi keperluan umat manusia. Kalau pada industry 4.0 dititikberatkan pada kekuasaan penanam modal pada perusahaan tertentu dengan mengandalkan transformasi teknologi IoT dan robotol yang merupakan rekayasa buatan dengan sedangkan pada society 5.0 dititikberatkan pada aspek manusianya supaya dapat menikmati kehidupan yang layak dan berkualitas.

Pengaruh perkembangan dan kemajuan teknologi yang dahsyat itu,  ternyata ditemukan batasan antara manusia dengan teknologi tersebut. Akibatnya industry 4.0 telah memunculkan dilema karena akan menciptakan jarak antara manusia dengan teknologi, sehingga keberadaannya dinilai berdampak kurang efisien bagi umat manusia. Karena itu pada society 5.0 akan berfokus pada dimensi sosialnya dari suatu perkembangan teknologi. Sebuah human-centric society dimana dimana pertumbuhan ekonomi dan perubahan social dapat dikembangkan secara positif, dengan harapan masyarakat dapat menikmati kehidupan berkualitas tinggi dam dengan layak dan nyaman.

Era industri 4.0 adalah teknologi yang dikembangkan untuk bekerja secara otomatisasi dengan IoT dan robotik yang masih membutuhkan tenaga manusia, dan titik perhatiannya pada proses otonom, semi-otonom, otomatisasi hyper, robotika canggih, sistem pengoptimalan mandiri, pertukaran data, dalam suatu perusahaan, organisasi di pasar global. Suatu perkembangan dalam sejarah teknologi yang mulai dikembangkan pada tahun 2011 di Jerman dengan istilah industri 4.0 yang awalnya ditujukan untuk industri (manufaktur) dan secara resmi dipresentasikan di pameran Hannover Messe. Kemudian dikembangkan di Jepan pada tahun 2017, dengan istilah Industri/society 5.0 yang visinya mengembalikan tenaga kerja kedalam industri dan prusahaan-perusahaan yang dinilanya kurang efektif. Society 5.0 di pameran CeBIT, juga dilaksanakan di Jerman.  

Lalu apa Itu Revolusi Industri 5.0? yaitu merupakan model produksi baru yang difokuskan adanya  pada interaksi secara aktif dan langsung antara manusia dan mesin. Dengan melihat fase perkembangan sebelumnya adalah munculnya teknologi digital: kemajuan seperti Industrial Internet of Things (IoT) atau kombinasi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan Big Data—yang sebelumnya cloud—telah menciptakan atau mewujudkan teknologi jenis baru yang berbasis data bagi perusahaan ataupun lembaga lain yang menggunakannya. Proses tersebut kemudian dimaknai sebagai Intelijen Operasi dan Intelijen Bisnis berbasis data yang digunakan untuk membuat keputusan yang akurat dalam menerapkan suatu teknologi.

Banyak kajian yang menyatakan bahwa pengembangan teknologi dengan label sosiety 5.0 disebabkan akibat atau dampak pandemi, yang memfokuskan pada topik-topik penelitian dan pengembangan pada keberlanjutan, ketahanan, dan seruan untuk menempatkan orang lebih sentral dalam aktivitas industri. Aspek manusianya yang dimenjadikan subjek diperhatikan oleh pembuat kebijakan dan organisasi.

Industri 5.0 mengalihkan fokus dari nilai pemegang saham ke nilai pemangku kepentingan dan memperkuat peran dan kontribusi industri kepada masyarakat. Dengan kata lain bahwa society 5.0 menempatkan orang sebagai pusat. Sebelumnya Industri 4.0 pada dasarnya didorong oleh konvergensi siber-fisik, diaktifkan oleh IoT (Internet of Things), teknologi pendukung, digitalisasi, otomatisasi, dan konvergensi TI dan OT (kependekan dari teknologi operasional tetapi juga tentang orang dan tim khusus di dalamnya, seperti dengan IT). Ada lebih banyak teknologi dan elemen, seperti apa yang disebut sistem cyber-fisik, integrasi horizontal dan vertikal, perpindahan dari otomasi industri ke transformasi digital industri, rantai nilai yang terhubung, dan banyak lagi. Kami telah menjelaskan semua ini secara mendalam dalam panduan Industri 4.0 kami.

Meskipun ini awalnya tidak pasti, visi Industri 4.0 juga terkait dengan gagasan revolusi industri keempat, di mana kita hidup. Sementara berbagai negara di seluruh dunia memiliki inisiatif serupa, Industri 4.0 dikenal di seluruh dunia tetapi masih memiliki konotasi Eropa. Dimensi Eropa ini juga hadir dalam gagasan Industri 5.0 atau setidaknya bahasa dikembangkan bukan penemuan baru Eropa. Di Amerika Serikat, dimana istilah IoT Industri, awalnya dalam arti Internet Industri (karenanya 'Konsorsium Internet Industri atau IIC), sering digunakan sebagai ganti Industri 4.0. Dan di Jepang, dengan Society 5.0, sebuah konsep yang jauh lebih luas, mereka telah memulai, mungkita dapat menerkanya sebagai revolusi industri 5.0. Semuanya relatif dan revolusi industri hari ini adalah masalah visi ke masa depan.

Namun, jauh dari revolusi dan kembali ke Industri 5.0. UE (uni Eropa) melihat Industri 5.0 sebagai pelengkap Industri 4.0 dan telah menempatkannya pada agendanya. Perusahaan riset dan konsultan serta pakar yang mulai berbicara tentang perlunya Industri 5.0 (juga di tempat lain) semuanya 'menciptakan' istilah tersebut untuk alasan yang kurang lebih sama dengan yang digunakan oleh UE. Mungkin ini akan dijadikan model industry bagi UE untuk memulihkan kesenjangan jarak dan ketimpangan bagi perkembangan ekonomi. Hal ini di tandai kembalinya tenaga kerja ke pabrik, melakukan produksi terdistribusi, rantai pasokan yang cerdas, dan penyesuaian akan kebutuhan yang berlebihan, semuanya bertujuan untuk memberikan pengalaman pelanggan yang disesuaikan dari waktu ke waktu

Lalu apa latarbelakang kedua teknologi tersebut? Secara singkat dapat dijelaskan bahwa antara industri 4.0 dengan society 5.0 dengan penamaan lain industri 5.0. Bahwa di Jerman sebagai tempat ditemukannya konsep industri 4.0 yang pertama kali pada tahun 2011, dengan menitikberatkan proyeknya dengan pemanfaatan teknologi komputer, robotik  dalam bidang manufaktur. Ide utama dari konsep society 5.0 adalah pemanfaatan potensi teknologi terbarukan, seperti: Internet of things, smart factiory, digital mapping, dalam konteks produksi industri dan produk yang “smart”. Dan tujuan daripada konsep baru adalah untuk menciptakan interkoneksi dan transparansi informasi untuk membantu umat manusia dalam dalam aktivitas kerjanya sehari-hari di bidang manufaktur dan teknologi.  Sedangkan kemunculan atau diciptakannya society 5.0 yang berasal dari Jepang itu dilatarbelakangi oleh upaya menyelesaikan problem yang ada dalam konsep industri 4.0. Misalnya, adanya ketidak seimbangan atau jarak ketimpangan antara kesejahteraan masyarakat dengan perkembangan teknologi. Karena itu tujuan konsep society 5.0 adalah untuk menghapus batasan dan jarak antara manusia dan teknologi, untuk mewujudkan masyarakat di mana orang dapat menikmati hidup dengan nyaman dan sukses. Jadi titik focus tujuan konsep ini sekali lagi ada upaya menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi pada aspek kemanusiaan. Tetapi juga bertujuan bukan hanya untuk kemakmuran segelintir orang, tetapi untuk seluruh umat manusia. Sekalipun konsep society 5.0 berasal dari Jepang tetapi tujuannya bukan hanya untuk kesejahteraan negara Jepang saja tetapi harus dikembangkan ke beberapa negara lainnya. Teknologi yang dikembangkan ini, mestinya tidak perlu diragukan lagi dan diharapkan untuk menyumbang banyak untuk penyelesaian problema dan berkontribusi bagi perkembangan kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia.

Dari bahasan sebelumnya dapat kita petakan kedua karakter teknologi yang dibangun dengan  kedua teknologi tersebut. Dalam Industri 4.0 memiliki pilar-pilar yang menjadi karakteristiknya, yaitu: Pertama, penggunaan cyber-physical systems. Kedua, penggunaan Internet of things dan teknologi internet dalam segala aspek kehidupan. Ketiga, meningkatnya penggunaan sistem komputer yang terhubung oleh internet. Keempat, cognitive computing dan permulaan kemunculan Artificial Intelligence (kecerdasan buatan). Kelima, maraknya automatisisasi di bidang pekerjaan.

Sedangkan dalam konsep Society 5.0 disebutkan sebagai berikut: Pertama, sebuah tahap peradaban manusia yang didukung oleh kemajuan teknologi dan inovasi (science technology inovation (STI)). Kedua, society 5.0 memiliki karakteristik terfokus pada aspek kemanusiaan dan menjadikan titik tumpu perkembangannya, terbuka, berkelanjutan dan inklusif. Dimulai motivasi untuk melakukan percobaan lebih banyak untuk terus meningkatkan taraf kehidupan bagi umat manusia. Ketiga, kesempatan untuk semua orang agar dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Keempat, menciptakan paradigma baru bagi umat manusia supaya dapat berkolaborasi dan berfokus pada tujuan yang sama untuk masa depan umat manusia. Kelima, society 5.0 tidak mempriortiaskan kemajuan teknologi dan ekonomi yang akan berpihak pada ahli tertentu. Tetapi nyata akan memprioritaskan kemajuan semua aspek kehidupan di masyarakat dan tidak bersifat ekslusif.

Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa society 5.0 merupakan upaya manusia untuk membuat kemajuan teknologi, ekonomi, dan kehidupan yang nyaman secara inklusif. Perkembangan yang membawa perubahan dari industri 4.0 untuk menuju society 5.0 tidak lain fokus tujuannya untuk untuk mencapai kemajuan bersama bagi umat manusia, sebagai upaya tumbuh, berkembang bersama dengan teknologi. Mungkin saja dimasa depan kita dapat menemukan penggabungan antara manusia dan mesin, yang bekerja dalam harmoni untuk mencapai kemajuan bersama. Sekalipun capaian dengan cita-cita tersebut masih terasa jauh, namun terkadang tanpa disadari dapat dikembangkan oleh sekelompok manusia dengan cepat datang teramat cepat.


Read more ...

Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar di Madrasah


Anak terlahir dan tumbuh besar serta berkembang dengan teknologi digital sering kali diistilahkan sebagai generation native atau net generations. Anak jaman yang terlahir dengan teknologi digital yang penuh pernak pernik yang memanjakan penggunanya. Sudah ada tanda sejak dini bahwa anak yang terlahir dizaman ini harus ditangani sesuai kebutuhan dan perkembangan zamannya, jika tidak akan berakibat fatal karena kemungkinan anak tersebut tidak tertarik dengan apa yang dipaparkan seorang pengajar yang dirasanya kurang menarik ketimbang alat yang sering mereka mainkan, misalnya smartphon atau handphone. Ditambah lagi dengan kehadiran teknologi komunikasi dengan fasilitas internet, dimana memungkinkan memperoleh informasi yang lebih menarik dan lebih luas. Internet sebuah loncatan kecanggihan teknologi yang mencengangkan, karena jangkauannya sangat luas seakan tanpa dibatasi tempat dan waktu. 

Oleh karena itulah, sangat perlu dipertimbangkan untuk mengtransformasi teknologi internet ini kedalam sistem pembelajaran di madrasah. Dijadikan sebagai bagian media pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memperoleh informasi ilmu pengetahuan yang mendalam dan sangat luas. Sudah pasti, krakteristik internet apabila diintegrasikan kedalam dan menjadi bagian vital media pembelajaran diyakini peserta didik suatu madrasah akan lebih berkembang, memperoleh informasi yang luas dan beragam, dengan alasan itulah internet sangat diperlukan di madrasah dengan jaringan indohome dengan kecepatan 50-100 mbps. Karena fasilitas internet yang standar kecepatan itu, maka ketika digunakan mempresentasekan bahan pembelajaran dapat menampilakan teks, grafik, video dan juga audio secara bersamaan, lebih baik dan sempurna.

Kenapa perlu fasilitas internet? Sebab dengan fasilitas itulah seorang peserta didik dapat menjangkau kebutuhan bahan pelajaran dimana saja tanpa dibatasi waktu dan tempat atau lokasi. Walaupun dalam menampilkan media pembelajaran tidak sebaik dan sejernih gambar kalau dibandingkan dengan videotape, TV ataupun CD-ROM yang dimainkan secara langsung, analog atau manual, tetapi itu sudah cukup memuaskan para penggunanya.  Sekalipun tidak sebaik seperti telepon ataupun video konferensi, tetapi internet sudah mampu berinteraksi secara real time dengan beberapa penggunanya secara bersamaan. Dan walau tidak selengkap buku atau majalah, tetapi internet sudah dapat memberikan informasi secara tekstual dengan visual terbaik.

Media internet adalah fasilitas yang bermuatang teknologi yang sangat dibutuhkan saat sekarang. Karena dapat mengkombinasikan lebih banyak media secara bersamaan, bahkan penyampaiannya lebih menarik pula seperti menampilkan vidio dan suara lebih baik dari buku, dan lebih interaktif dari vidiotife serta lebih baik dari tampilan CD-ROM.  Media internet juga dapat menghubungkan dan berinteraksi dalam waktu bersamaan dengan mudah dan cepat tanpa perlu duduk dalam tempat yang sama. Selain itu internet dapat menjadi media penyampaian informasi, tetapi juga dapat sebagai content provider. Oleh sebab itu, internet dapat menjadi sumber informasi terbesar dan beragam sampai masa ini.

Dan apabila ingin mengintegrasikan dengan materi pelajaran yang perlu dipahami adalah penyusunan konsep dengan menyatukannya dengan beberapa kombinasi dan beberapa elemen, antara lain: (1) textual material; (2) simulation models; (3) exercises; (4) problems; (5) feedback information, etc. Yang setiap materi yang akan disampaikan harus dibuat secara variatif atau beragam, dan menarik. Kemudian materi yang akan disampaikan kepada peserta didik harus lengkap dan cermat. Setelah itu maka seorang tenaga pendidik dapat melihat sejauhmana respek peserta didik terhadap informasi yang disampaikan melalui media pembelajaran tersebut. Selain itu pula, perlu diperhatikan support keingin tahuan peserta didik dalam menerima dan memahami intruksi yang telah diharapkan seorang pengajar.

Dalam proses belajar mengajar dengan fasilitas internet ada beberapa yang harus diperhatikan, sebagai berikut:

  • Information servers (manual, buku, expositions, bibliographies, programs, dll.)
  • Distribusi materi pendidikan (texts, programs)
  • Kurikulum, bimbingan pelajaran dan latihan dalam bentuk hypertext format
  • Implementasi collaborative work (dynamic hypertext, conferencing system, co-writing)
  • Question & Answering
  • Antarmuka ke lokal klien (simulasi, programming environments, tutors, dll.)

Dalam mendesai lingkungan belajar di madrasah, sebenarnya kita bangung suatu lingkungan untuk bersinergi dan berkomunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik, antara para peserta didik, dalam proses belajar mengajar atau dalam mempresentasikan suatu sumber materi yang dibutuhkan madrasah. Membangun dan membentuk sinergitas sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif. Sementara komunikasi pun harus menjadi perhatian utama, apalagi yang terkait dengan fasilitas yang perlu disiapkan oleh suatu madrasah. Komunikasi dapat dilakukan melalui videoconference, email, chatting, ataupun melalui telepon. Hal lain yang penting adalah membangun situs dan mendesain web, email yang digunakan untuk kepentingan proses belajar di madrasah, yang merupakan bagian terpenting untuk menciptakan lingkungan belajar yang mandiri dan dengan profesional. Dalam hal penyelenggaraan pendidikan madrasah dapat pula menggunakan desain proses yang dilakukan dan mengikuti dengan cara konvensional seperti berikut:

  • Menentukan karakteristik group-group pelajar.
  • Spesifikasi keinginan pelajar atau peserta didik.
  • Identifikasi subyek materi dan aktivitas penilaian.
  • Menentukan strategi pengajaran baik dalam kelas maupun dalam kaitannya dengan ekstrakurikuler.
  • Desain sumber materi dan strategi komunikasi yang digunakan yang akan digunakan di madrasah.
  • Implementasi percontohan desain sebagai bentuk percontohan dan dicobakan bagi peserta didik.
  • Peninjauan dan validasi kembali desain yang sudah direncanakan sebelumnya.
  • Install and deliver terkait software yang akan digunakan.
  • Monitor and review

Dapat dialakukan sebagai bagian dari program tersebut dengan cara mengimplementasikan suatu contoh penerapannya dalam bidang studi seni. Walaupun misalnya seni sekarang dalam kurikulum 2013 dikelompokkan dalam mata pelajaran prakarya. Dan disini internet menjadi media menjadi bagian penting dalam meningkatkan kemampuan intelektual dan skill peserta didik, dalam menyerap ilmu melalui internet sebagai bagian proses belajar. Dan selanjutnya, seorang peserta didik kemudian dapat mempublikasikan hasil karya seninya melalui web madrasah. Sebagai madrasah yang masih memikirkan pengembangannya, muking lebih awal untuk mengamati perkembangan situs -situs di internet yang ada berhubungannya dengan karya seni dan budaya, sebagai bagian proses belajar yang dapat dijadikan bahan untuk belajar dan pembelajaran.


Read more ...

Rabu, 31 Agustus 2022

Transformasi ICT (Information and Communication Technology) Terhadap Metodologi Pembelajaran

 

Suatu metode pembelajaran terasa sangat menarik jika disandingkan dengan perbincangan dengan teknologi. Sebab IT dapat memberikan nilai tambah, dalam pengaplikasiaannya. Hal tersebut karena IT disatu pihak mempunyai jalannya sendiri begitupun metode pembelajaran berkembang sesuai kepentingan dan keinginan para pemangku kepentingan. Begitu pula IT, barang ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan penguasa. Jadi apabila di gabungkan dengan keduanya, maka akan menciptakan kegiatan yang rumit untuk melihat titik temu dan tanpa sanggup melihat ujungnya kemana. Tetapi dalam tulisan ini tidak membicarakan dari aspek politik yang mempengaruhinya, akan lebih fokus pada bagaimana manfaat kalau keduanya digabungkan dalam suatu sistem satu kesatuan. ICT adalah merupakan teknologi yang mempunyai tiga manfaat yang sangat penting yaitu suplemen, komplemen, dan substitusi.

Pertama, berperan sebagai tambahan “suplemen” yaitu ketika peserta didik masih dibebaskan memilih dan tidak diharuskan, apakah materi pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan ICT ataupun masih sistem klasik. Dari sini seorang pengajar atau guru dituntut berperan aktif mendorong, menggugah atau menganjurkan untuk menggunakan fasilitas teknologi yang telah disediakan oleh madrasah.

Kedua, berperan sebagai pelengkap “komplemen”. Maksudnya semua materi pembelajaran yang dibangun dengan ICT diprogram untuk menjadi materi reinforcement atau pengayaan materi yang bersifat enrichment atau remedial bagi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional.

Ketiga, berperan sebagai pengganti (substitusi). Sebagai pengembangan layanan dalam bidang pendidikan hendaknya menyiapkan alternatif model kegiatan pembelajaran bagi peserta didiknya yang dapat dilaksanakan dalam keadaan tertentu, misalnya disaat pandemi covid 19 atau dalam keadaan darurat lainnya. Menyiapkan model pembelajaran tersebut bertujuan untuk memudahkan guru dalam mengajar kepada peserta didiknya sehingga dapat menyesuaikan waktunya dalam beraktivitas lain. Hal tersebut bahkan di negara-negara maju sudah dilakukan sejak lama.

Dari kegita opsi tersebut diatas, menampilkan tiga model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih bagi peserta didik, guru dan pemangku kebijakan pendidikan lainnya. Pertama, model pembelajaran dengan cara tatap muka (konvensional). Kedua, dengan model pembelajaran sebagian tatap muka dan sebagian lagi melalui internet. Ketiga, sepenuhnya dengan menggunakan jasa internet saja. Model pembelajaran yang menjadi pilihan bagi peserta didik tidak akan mempengaruhi prestasinya dan penilaiannya dalam evaluasi nanti. Pilihan apapun yang digunakan karena kehendak peserta didik untuk memilih model pembelajarannya, akan dinilai sama seperti pelaksanaan pembelajaran dengan cara konvensional, dan lembaga penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama. Dan keadaan ini tentu akan sangat fleksibel dan dinilai sangat membantu peserta didiknya untuk menuntaskan dan mempercepat penyelesaian pendidikannya.

Peserta didik yang belajar pada lembaga pendidikan konvensional tidak perlu khawatir, apabila tidak dapat menghadiri kegiatan pembelajaran secara fisik (tatap muka), karena ada kepentingan lain yang tidak dapat ditinggalkan. Oleh sebab, lembaga pendidikan konvensional tersebut sudah menyajikan materi pembelajaran yang dapat diakses oleh peserta didik melalui internet. Dan peserta didik dapat mempelajari materi pembelajaran yang terlewatkan tersebut melalui internet. Dengan cara ini, peserta didik merasa diberi keleluasaan dan kebebasan mengikuti kegiatan pembelajaran yang tertinggal, karena penyajian materi tersebut disajikan sebagian dengan tatap muka dan sebagian lagi melalui internet. Dengan demikian, peserta didik sangat mungkin untuk tidak menghadiri sepenuhnya kegiatan pembelajaran secara fisik, karena sebagiannya dapat diikuti melalui internet.

Read more ...

Selasa, 30 Agustus 2022

Fungsi dan Peran TIK Terhadap Pembelajaran

Banyak hal yang dapat dilakukan dengan bantuan teknologi, semakin canggih teknologi yang digunakan maka mamfaat yang dapat diperoleh memungkinkan akan semakin besar pula. Teknologi yang sering di sebut dengan penamaan krennya "tik”, sudah jauh berkembang sampai saat ini, sehingga hampir di semua sudut tempat aktivitas kita, dapat ditemukan walau peralatannya masih sederhana. Sebab zaman ini memang sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses kinerja kita dalam instansi pemerintah maupun perusahaan swasta ataupun bagi usaha-usaha kecil menengah.  

Penamaan TIK di sekolah/madrasah sering pula ditemukan dengan sebutan lain, seperti ICT (Information and Communication Technology), istilah ini dialih bahasa menjadi TIK (teknologi informasi dan Komunikasi), yang mana cara kerjanya menggunakan teknologi computer. Atau terkadang disebutnya CBT (computer based test), istilah tersebut terkadang ditemukan disaat pelaksanaan evaluasi belajar di madrasah yang berbasis computer. CBT dikemudian hari tidak terbatas pada computer lahi setalah dilakukan inovasi-inovasi sehingga evaluasi dapat pula dilaksanakan dengan teknologi android/smartphone.

Berbicara tentang pemanfaatan teknologi canggih zaman sekarang sudah lazim dilakukan, sehingga apabila kita melakukan pekerjaan secara manual atau analog, maka terkadang diberikan istilah lain yang disematkan kepadanya dengan istilah ketinggalan zaman atau kolot, yang menandakan masih menggunakan sistem klasik atau tradisional.

TIK atau ICT (Information and Communication Technology) adalah teknologi yang secara terminology adalah suatu sistem teknologi yang mencakup keseluruhan peralatan teknis untuk memproses data dan menyampaikan informasi. Yang mencakup dua hal yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi.

Teknologi informasi adalah mencakup segala hal yang terkait dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, alat untuk memanipulasi data, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi melingkupi segala hal yang terkait dengan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat satu ke perangkat lainnya. Keduanya berfungsi untuk menciptakan dan menjalin komunikasi serta mengelola dan menyebarkan informasi.

Jika TIK dimanfaat dalam rana pengajaran dan pembelajaran, maka dapat dikatan bahwa ia dapat berfungsi sebagai, pertama, tutorial (sebagai bahan pembelajaran yang meliputi expository berupa penjelasan terperinci, demonstrasi, dan latihan). Kedua, alat eksplorasi pengguna (sebagai media untuk mencari dan mengakses informasi dari jaringan internet serta untuk melihat demonstrasi suatu kejadian suatu urutan software dan hardware. Ketiga, alat aplikasi, ICT membantu murid melaksanakan tugas seperti membuat diagram dalam pelajaran matematika dengan memanfaatkan teknologi komputer. Keempat, alat komunikasi (sebagai alat yang digunakan untuk menjalin komunikasi antara guru dengan peserta didik). Dengan melihat beberapa manfaat TIK tersebut, dapat disimpulkan bahwa teknologi bukanlah suatu penghambat melainkan dapat memberikan manfaat lebih baik dalam pembelajaran.

Selain itu, fungsi utama TIK dapat dilihat minimal tiga fungsi dalam pembelajaran, seperti dapat dijadikan sebagai; pertama, alat (tools) bagi peserta didik dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat database, membuat program administrative, dan dapat pula digunakan sebagai alat pengola data data guru dan staf, data kepegawaian, keuangan dan sebagainya. Kedua, fungsi teknologi sebagai ilmu pengetahuan (science), yang mana dapat dikembangkan dalam dunia keilmuan, seperti manajemen informasi,  ilmu computer untuk meningkatkan pengetahuan dan skill IT bagi peserta didik. Ketiga, sebagai leterasi (literacy), atau menjadi bahan dan alat bantu untuk pembelajaran. Teknologi difungsi sebagai alat bantu yang dapat menyediakan bahan pembelajaran yang memuat kompetensi dasar untuk dikuasai melalui peralatan komputer. Jadi sebuah computer yang telah ditanami sebuah aplikasi/program pembelajaran sedemikian rupa untuk membimbing peserta didik dengan prinsip pembelajaran tuntas sesuai kompotensi yang diharapkan.  Dalam hal ini posisi teknologi berfungsi sebagai guru, karena sudah menjadi alat yang memberikan fasilitasi pembelajaran, menjadi motivator dan transmiter, serta menjadi evaluator.

Penggunaan dan pengintegrasi TIK kedalam proses belajar mengajar, dengan sendiri menciptakan empat hal yang sangat dibutuhkan baik guru maupun peserta didik. antara lain akan menciptakan, yaitu pertama, Kesetaraan Pendidikan yang mana madrasah yang menggunakan teknologi digital dalam proses belajar mengajar akan membentuk pengetahuan dan keterampilan IT bagi peserta didiknya, sehingga dengan sendirinya mereka tidak tertinggal dalam ilmu TIK. Kedua, masalah masa depan, sebagai generasi penerus diperlukan bagi anak didik untuk menguasai teknologi, karena tren di dunia Pendidikan bersifat dinamis, cepat berubah dan dituntut menguasai teknologi terbaru. Dengan penguasaan seperti itu akan mampu bersaing secara efektif dengan rekan-rekannya secara global. Ketiga, kehidupan social, sebagai makhluk social tentu membutuhkan kehidupan social yang mapan dan mendidik. Sebagai peserta didik di masa modern dibutuhkan kemampuan untuk dapat berintaraksi dengan guru dan peserta didik lainnya dengan maksud meningkatkan kecakapan bersosial dan pengembangan kemampuan akademiknya. Keempat, fungsinya sebagai media penyimpanan data. Dalam madrasah yang menggunakan TIK ketika proses pembelajaran tentu dituntut adanya media penyimpanan data digital. Sebelumnya media kertas dan pulpen menjadi hal penting dalam proses belajar. Media teknologi sekarang, sudah banyak yang dapat digunakan untuk menyimpan data berupa catatan pelajaran secara online maupun offline yang dapat diakses tanpa diharuskan berada di tempat dan pada waktu tertentu.

Read more ...

Integrasi sistem Pendidikan ke dalam Era Industri 4.0

“Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”    

                :::: Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA. ::::

Era dimulainya teknologi terbarukan yang dinamai era revolusi industri 4.0, ditandai dengan dapatnya memadukan dan merekayasa beberapa ekosistem dari beragam dimensi, mulai dimensi fisik, biologis, dan digital. Era industri 4.0 tersebut telah banyak mempengaruhi dan membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan umat manusia. Dapat memadukan dua orang bertukar informasi secara real time dengan berlainan tempat dengan bantuan digital. Proses terjadinya digitalisasi pada bidang informasi dan pemanfaat kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang menyasar keperluan dalam berbagai kehidupan manusia, termasuk didalamnya lembaga pendidikan. Oleh karena itu, teknologi digitalisasi di era industri 4.0 adalah sangat penting menjadi perhatian secara serius, karenanya termasuk paling banyak mempengarui sistem pendidikan di dunia saat ini.

Sentuhan teknologi digital terhadap proses pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan, termasuk didalamnya madrasah-madrasah, menjadi daya tarik tersendiri karena menawarkan aspek efektivitas dan efisien. Aktifitas pembelajaran diruang kelas pada tahun 1980-an misalnya, masih disuguhkan konsep dengan benda-benda artifisiak sebagai alat visualisasi, untuk menampilkan konsep yang bersifat abstrak, dibandingkan saat ini yang menggunakan teknologi digital sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran maka diketahui akan lebih efektif, efisien, interaktif dan atraktif. Dan digitalisasi pembelajaran di tahun 1990-an dimulai penggunaan alat digital seperti kalkulator dalam ruang kelas sekolah atau madrasah, berhasil mengubah pandangan penggunaan alat teknologi bagi peserta didik, karena dipandang peserta didik memiliki nilai edukasi dalam meningkatkan kemampuan, kepekaan bilangan dan membantu dalam memecahkan masalah matematika. Sekalipun awal-awalnya banyak guru khawatir dan berasumsi bahwa penggunaan alat digital seperti kalkulatur akan merusak mental peserta didik dalam berhitung karena di khawatirkan adanya ketergantungan kepada teknologi tersebut.

Dalam suatu riset belakangan ini terkait dengan integrasi teknologi digital kedalam proses pembelajaran di ruang kelas, dinyatakan bahwa hal tersebut memiliki dampak positif bagi peserta didik bahkan bagi pengajar, minimal ada tiga pengaruhnya. Pertama, dengan pengintegrasian teknologi peserta didik dapat meningkatkan nilai capaian pembelajarannya. Kedua, dengan pengintegrasian teknologi dapat meningkatkan efektivitas pengajaran. Ketiga, dan integrasi teknologi dapat mempengaruhi apa dan bagaimana suatu bidang studi yang sedang dipelajari peserta didik tersebut seharusnya dipelajari dan dibelajarkan. Lebih dari itu, dengan integrasi teknologi dapat diasumsikan bahwa peserta didik dapat memiliki materi pembelajaran yang lebih kaya, luas dan mendalam, apabila teknologi digunakan dengan tepat guna.

Walau dalam riset banyak dampak positifnya ditemukan tetapi masih banyak pendidik meragukannya. Masih banyak guru madrasah yang menyimpan kekhawatiran terkait implementasi teknologi dalam proses pembelajaran akan memberikan dampak buruk pada peserta didik. Mereka mencontohkan dengan penggunaan kalkulator sebagai alat hitung akan menjadikan ketergantungan peserta didik terhadap mesin hitung, yang akibatnya kemampuan menghitung peserta didik akan menjadi buruk. Selain itu, penggunaan teknologi digital bagi peserta didik dikhawatirkan akan disalahgunakan, yang akibatnya mereka tidak mempelajari apa yang seharusnya dipelajarinya. Dicontohkannya, ketika peserta didik mengerjakan tugas dengan bantuan teknologi digital, bukannya mereka mempelajari temuan konsep matematika, melainkan hanya disibutkan dengan mencoba fitur-fitur alat digital tersebut.  Tak terkecuali dibidang seni, hampir disetiap kegiatan-kegiatan ektrakurikuler peserta didik tidak lagi menggunakan bahan dan cetakan tradisonal, melainkan dengan hanya membuat konsep visual, lalu dicetak di perusahaan percetakaan kemudian ditampilkan dalam pertunjukan, misal dalam pembuatan spanduk. Hal tersebut boleh jadi skill dan kreasi peserta didik tidak tumbuh dan berkembang dengan baik. 

Walaupun demikian, patut disadari bahwa kebutuhan akan teknologi digital dalam dunia pendidikan khusus dalam proses pembelajaran adalah hal yang mustahil dihindarkan.  Dan semua kita yang menjadi pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan harus mengubah mandset kita untuk lebih cepat mengintegrasikan teknologi digital karena lebih besar peluangnya akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan dan pekembangan daya pikir dan skill peserta didik kedepannya apabila mereka menggunakan secara tepat guna. Karena penggunaan teknologi yang masih klasik capat atau lambat akan bergeser dan mungkin tidak dilirik lagi, karena waktu tidak akan mungkin diputar kebelakang untuk menyesuaikan diri seperti zamannya pendidikan tradisonal.

Hal ini sejalan dengan ungkapan sayyidina Ali bin Abi Thalib yang cukup fenomenal mengenai pendidikan anak yaitu “Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”.  


Read more ...

Senin, 29 Agustus 2022

Revitalisasi Perpustakaan Digital di Madrasah

Membangun perpustakaan digital pada madrasah dimaksudkan untuk upaya mewujudkan suatu sistem yang trasidisional menuju ke sistem modern dengan memanfaatkan bantuan teknologi digital. Sudah saatnya memaksimalkan penggunaan teknologi yang sudah berkembang sedemikian jauh, namun kita sebagai pelaksana dan pengguna perpustakaan masih berkutak pada sistem pengelolaan ala zaman purba kala.

Dengan kemajuan teknologi informasi sekarang ini dengan sendirinya tanpa kita sadari telah mengubah sendi-sendi kehidupan kita. Perubahan pola pikir kita dalam menyimak informasi yang muatannya beragam. Informasi berupa berita, pendidikan, dan lain-lain.

Sumber Daya Manusia: perpustakaan digital membutuhkan ketiga SDM yang harus dipenuhi tanpa memiliki ketiga macam SDM ini, maka layanan Pustaka tidak akan berjalan normal.

  • Pustakawan administrator yaitu personil pustakawan yang berfungsi pengelola koleksi perpustakaan yang biasanya dimulai dari pendataan, pengelolaan sampai pada entry koleksi ke program aplikasi.
  • Pustakawan programmer adalah personil pustakawan yang mampu dan dapat berfungsi sebagai maintaining program apkikaasi dan jaringan yang ada di perpustakaan.
  • Pustakawan customer care adalah pustakawan yang berfungsi sebagai pelayan kebutuhan informasi bagi seluruh pengguna perpustakaan, baik itu yang berkunjung langsung ke perpustakaan maupun pengguna virtual.

Software berupa aplikasi pengelolaan perpustakaan digital;

  • Software untuk pengelolaan database pengguna dalam perpustakaan tertentu;
  • Software untuk bahan bacaan yang berbentuk digital;
  • Software untuk digunakan sebagai publikasi berupa informasi statistik penggunaan data digital.

Hardware yaitu berupa peralatan yang mutlak dimiliki perpustakaan yang berbasis digital. Peralatan tersebut adalah,

  • Server PC, alat ini dibutuhkah karena berfungsi sebagai penyimpanan data buku mapel dan buku referensi yang dibuat dalam bentuk buku digital.
  • PC claent, komputer tersebut dibutuhkan untuk memproses database peserta didik dan layanan pinjaman. 
  • Kabel jaringan, merupakan pelengkap yang digunakan untuk mengirim data elektronik ke kelas dan ke laboratorium secara offline.
  • Hub atau router, digunakan untuk switc antara PC Client.
  • Scanner, digunakan untuk memindai data buku-buku dan dokumen yang diperlukan, kemudian disimpan dalam server perpustakaan sebagai database buku untuk peserta didik.

Kebijakan, faktor yang  tak kala pentingnya pula adalah masalah kebijakan pimpinan dalam suatu organisasi madrasah. Tanpa adanya kebijakan untuk membangun perpustakaan digital maka dapat dipastikan mustahil akan terbangun sebuah perpustakaan digital yang baik.

HKI (hak kekayaan intelektual) atau open access. Kendala yang mesti diperhitungkan adalah pelanggaran hak kekayaan intelektual. Karena itu harus ada upaya untuk melakukan koordinasi antara pemangku kebijakan dan kepentingan.

Pemustaka. Peserta didi yang hidup di era digital atu teknologi seperti sekarang membutuhkan penyajian informasi yang akurat dan cepat. Pemustaka harus cepat menyadari kebutuhan penggunaanya. Perpustakaaan haru segera bergerak cepat dalam melayani kebutuhan informasi penggunannya. Karena itu sangat diperlukan memiliki skill dalam mengemas penyajian informasi  yang dimiliki.

Kondisi riil kita di MTsN Bantaeng fungsi perpustakaan boleh dikata hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan buku-buku pelajaran yang sewakru-waktu diambil oleh peserta didik untuk dipelajari di kelasnya masing-masing. Hal tersebut dapat dilihat dari roster jadwal pelajaran peserta didik di kelas, tidak ada yang ditemukan jadwal atau jam kunjungan ke perpustakaan madrasah. Kunjungan ke perpustakaan madrasah bagi peserta didik bisa dipastikan hanya ketika guru pengajarnya pada jam pelajaran tidak atau belum datang.

Diperlukan metode untuk menghubungkan data perpustakaan dengan ruang kelas belajar. Untuk tujuan tersebut diperlukan digitalisasi perpustakaan terutama buku-buku mata pelajaran yang akan dipelajari di ruang kelas.

Diperlukan mengubah konsep penggunaan bahan buku cetak  kertas, karena hal tersebut sudah dapat terlihat akan tergeser dengan perkembangan IT sekarang ini. Lagi pula dari segi keefektifan penggunaan buku berbahan kertas sangat mudah rusak dan bahkan hilang tanpa data peminjaman dari perpustakaan. Selain itu, buku cetakan dengan bahan kertas akan menggunakan ruang yang sangat luas dan bangunan yang standar, karena didalamnya dibutuhkan ruang baca, ruang kerja, ruang rak buku dan lain-lain.

Dibandingkan dengan penggunaan digital, penggunaannya dapat secara riil time dapat terhubung dengan ruang kelas yang sudah dilengkapi dengan smart TV. Juga dapat di download oleh peserta didik yang memiliki handphone/smartphone. Tidak membutuhkan duduk lama di perpustakaan, baca buku di jam tertentu. Dapat di buka kapan dan dimana saja. Dapat di copy paste ketika mengerjakan tugas-tugas yang dibutuhkan, dengan tanpa menggunakan buku cetakan.

Dari segi operasional dan pemeliharaan arsip dan bangunan pun, tentu dengan sistem digital perpustakaan tersebut, biaya pengadaan buku dan pemeliharaannya, biaya pemeliharaan bangunannya dapat diminimalisir, sehingga beban pembiayaan madrasah dapat di maksimalkan untuk pengembangan ruang belajar tatap muka dengan mengalihkan dengan memkaimalkan penggunaannya dan pembiayaan ke jaringan internet yang dibutuhkan bagi peserta didik dan guru di saat belajar.


Read more ...

Prospek Perpus Digital di Era Industri 4.0.

Suatu ketimpangan terjadi, disebabkan revolusi industri 4.0 ini, perbedaan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi antara blok barat dan blok timur, yang jaraknya jauh mengangah. Itupun kalau kita mengukurnya dengan level negara. Lalu bangaimana dengan level lokal, misal dengan mengukur kemampuan di satker kerja kita, itu pasti jaraknya antara langit dan bumi. Padahal kemajuan demi kemajuan teknologi yang tercipta di barat seharusnya kita mampu mengejarnya sekalipun tidak mampu mensejajarkan diri. Sebabnya itu adalah potret dari suatu bangsa tertinggal atau kurang berkemajuan. Lalu apa hubungannya dengan revolusi industri 4.0 mahluk apa sebenarnya dia?

Istilah industri 4.0 tersebut pertama kali diciptakan dan berkembang di negara Jerman tepatnya di Hannover Fair pada tahun 2011. Suatu kemajuan yang luar biasa yang mencakup beberapa tehnologi mulai 3D Printing sampai robotik, juga termasuk jenis material dan sistem produksi terbarukan. Penamaan industri 4.0 adalah suatu istilah yang merujuk pada revolusi ke empat, yang  merupakan fenomena yang unik kalau dibandingkan dengan tiga revolusi industri yang sebelumnya. Industri 4.0 tersebut sebenarnya diumumkan secara apriori karena peristiwa secara nyata belumlah terjadi, ia masih dalam bentuk gagasan-gagasan. Namun demikian, dibeberapa negara telah turut mewujudkan konsep Industri 4.0, walaupun dengan menggunakan istilah yang berbeda-beda. Istilah-istilah yang kerap kali digunakan seperti Smart Factories, Smart Industry, atau Advanced Manufacturing, Industrial Internet of Things. Walaupun berlainan penamaan istilah, namun mempunyai satu cangkupan dan satu jenis kegiatan yang bertujuan sama pula.

Sekalipun masih dalam penelitian dan pengembangan, ada beberapa dintaranya mencoba mendefinisikan istilah Industri 4.0 itu. Angela Merkel seorang Kanselir Jerman misalnya, berpendapat bahwa Industri 4.0 adalah transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional. Sedangkan Schlechtendahl dkk. dalam memberikan definisi menekankan kepada unsur kecepatan dari ketersediaan informasi, yaitu sebuah lingkungan industri di mana seluruh entitasnya selalu terhubung ,dan mampu berbagi informasi satu sama lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa definisi industri 4.0 itu sendiri merupakan transformasi sebuah unsur kecepatan dari ketersediaan informasi dari keseluruhan aspek produk di industri, dengan melalui penggabungan teknologi digital, dibantu Sumber Daya Manusia yang mempunyai kemampuan intelektual yang memadai.

Adapun perkembangan industri sejak revolusi industri 1.0 yang mulai dikembangkan pada tahun 1784 sampai dengan revolusi industri 4.0 dapat dijabarkan sebagai berikut:

  • Revolusi Industri 1.0 dimulai tahun 1784, dimana masyarakat masih memikirkan bagaimana bekerja secara maksimal dengan menggunakan tenaga uap dan air, yang masih menjadi kendala dalam masyarakat pada masa itu.
  • Revolusi Industri 2.0 dimulai tahun 1870, pada tahap revolusi kedua ini masyarakat sudah memikirkan peningkatan produksi massal dengan bantuan energi listrik. Sebab dimasa itu listrik sudah diciptakan, dan demi meningkatkan kemajuan produksi industrinya, masyarakat berupaya mengembangkan penggunaan energi listrik.
  • Revolusi Industri 3.0 dimulai tahun 1970, pada saat itu telah dikembangkan penggunaan PLC (Programmable Logic Control) dan sistem IT (Information Technology) yang difungsikan sebagai suatu sistem otomasi diberbagai keperluan termasuk bidang industri. Dan pada tahun itu komputer sudah mulai diciptakan, yang penggunaannya berdampak pada kemudahan pekerjaan, dan revolusi industri terus dilanjutkan.
  • Revolusi Industri 4.0 yang terjadi hari ini deitandai dengan penggunaan IoT dan CPS. Penggunaan IoT (Internet of Things) adalah suatu konsep atau skenario, dimana suatu objek memiliki kemampuan mentransfer data melalui jaringan tanpa dikontrol dengan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer. Sedangkan CPS (Cyber Physical Systems) adalah suatu sistem yang dalam penggunaan berfungsi untuk melindungi fisik dari sebuah benda maupun lainnya.  

Demikian tahapan keempat revolusi industri yang pernah terjadi hingga saat ini, yang mana terjadi disebabkan dengan adanya kebutuhan dan perkembangan problematika yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, yang turut mempengaruhi terciptanya inovasi-inovasi baru dalam bidang teknologi dan komunikasi secara besar-besaran.

Tuntutan terhadap peran pustakawan dalam menghadapi revolusi industri 4.0 sangat diperlukan dan diutamakan, untuk meningkatkan dan memajukan perpustakaan di era industri 4.0. Walaupun sebanrnya di  Indonesia sendiri, deretan perpustakaan dinegara kita belum masuk ke level revolusi industri 4.0, salah satu persoalannya semua perpustakaan di Indonesia masi berada di level industri 2.0. penyebabnya karena SDM pengelolanya yang dimiliki perpustakaan pada umumnya belum memadai, persoalan lainnya dari jumlah pengelola tersebut terkendala dari aspek skill. Selanjutnya penganggaran dalam pembenahan fasilitas dan kafasitas perpustakaan menyumbang persoalan mendasar, sehingga perpustakaan sampai sekarang ini belum move on dari revolusi 2.0. lalu bagaimana perpustakaan kita di madrasah-madrasah tentu lebih parah lagi masalahnya kan?

Selain problematika yang dihadapi perpustakaan kita yang umum di hadapi sampai tidak maju-maju di Indonesia, akan lebih baik apabila menyiapkan para pustakawan untuk menghadapi revolusi industri 4.0 yang sedang berkembang pesat saat ini. Adapun untuk menghadapi revolusi industri 4.0 tersebut kompotensi yang pustakawan harus dimiliki, yaitu:

  • Visi tentang kapabilitas pengembangan, kepekaan menangkap isu-isu terbaru untuk kompetensi jasa informasi. Dengan memiliki visi yang dibuat sendiri, maka menghadapi revolusi industri 4.0 diharapkan memiliki kesempatan yang lebih mudah untuk beradaptasi.
  • Kemampuan TIK dan pendayagunaan secara optimal guna layanan informasi yang maksimal, sebab berbagai pekerjaan menggunakan teknologi untuk pengembangan menuju industri 4.0.
  • Memiliki pemahaman isu-isu dan infrasturktur budaya. Seorang pustakawan wajib mempunyai pengetahuan tentang isu sosial budaya dalam masyarakat di sekitar perpustakaan tentang bagaimana penerimaan masyarakat terhadap revolusi industri 4.0.
  • Memiliki kemampuan  mengembangkan infrastruktur perpustakaan. Pustakawan harus mampu menghitung perkiraan kebutuhan mengenai infrastruktur yang perlu diadakan untuk mengembangkan perpustakaan menuju ke industri 4.0.
  • Memiliki kemampuan komunikasi dan pemasaran yang baik, karena kemampuan komunikasi dapat membantu dalam upaya pemasaran berupa jasa informasi dan pemasaran penggunaan perpustakaan 4.0.  

 Dari pemaparan diatas menggambarkan bahwa seorang pustakawan harus memiliki beberapa kemampuan untuk meningkatkan peran dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Sehingga  diharapkan perpustakaan dapat berkembang dapat dikembangkan sesuai perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang pesat. Sebab keberhasilan suatu perpustakaan, sangat ditentukan oleh pustakawan yang mengelolanya. Selanjutnya kemampuan pustakawan dalam perannya bisa berkembang sesuai zamannya, yang intinya sebagai pustakawan harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman yang ada.


Read more ...
Designed By Published.. Blogger Templates